, ,

Tragedi Berdarah Medan Area, Malam Sunyi Berakhir Jeritan, Yap Siu Lian Tewas Ditikami Suami

oleh -9 Dilihat
oleh

MEDAN – Malam yang sunyi di Gang Lurah, Jalan Dr. Wahidin Lama, Kelurahan Pandau Hulu II, Kecamatan Medan Area, Kota Medan, mendadak berubah mencekam Tragedi Berdarah  pada Rabu malam, 11 Juni 2025.
Jeritan pilu seorang pria memecah keheningan permukiman padat penduduk, mengungkap tragedi berdarah yang merenggut nyawa seorang wanita pekerja panti jompo yang dikenal dermawan, Yap Siu Lian (55), di tangan suaminya sendiri, Alang (58).

Detik-detik Mencekam: Teriakan Panik Memecah Keheningan
Asen (69), seorang warga setempat, sedang asyik bermain handphone di dalam rumahnya selepas magrib.
Rutinitas malam yang tenang di lorong sempit berukuran sekitar 2,5 meter itu tiba-tiba terkoyak.
Sekitar pukul 21:50 WIB, teriakan histeris menggema.
“Saya lagi main handphone tiba-tiba si Adi teriak-teriak sambil lari,” cerita Asen saat ditemui di lokasi kejadian, Sabtu (14/6/2025).

Teriakan itu berasal dari tetangganya, Adi, adik kandung Yap Siu Lian, yang berlari tak tentu arah, dipenuhi ketakutan dan gemetar.
Adi, yang tinggal di lantai dua rumah berlantai dua itu bersama kakak dan iparnya, mengungkapkan kengerian yang baru saja disaksikannya.
Yap Siu Lian, kakaknya, terkapar bersimbah darah di dalam kamar, menjadi korban penikaman brutal suaminya, Alang.

Pertolongan Dramatis Warga yang Berujung Luka
Mendengar pengakuan Adi, Asen tidak langsung bertindak sendiri.
Ia menunggu warga lain berkumpul.
Begitu kerumunan terbentuk, mereka mencoba masuk, namun pintu rumah terkunci rapat dari dalam.
Adi, bersama Leo, bos tempat Yap Siu Lian bekerja, bergegas mengambil tangga dan berusaha masuk melalui lantai dua.

Namun, di dalam rumah, keganasan pelaku tak terbendung.
Leo, sang bos yang berniat menolong, justru ditusuk gunting di bahu kanannya hingga berdarah-darah.
Di pintu depan, Asen bersama puluhan warga lainnya tak menyerah.
Mereka mendobrak pintu besi berwarna biru di lantai satu hingga terbuka paksa.
Saat berhasil masuk, pemandangan mengerikan terhampar.
Yap Siu Lian tergeletak tak berdaya di lantai, dikelilingi genangan darah.
Suasana mencekam, warga pun bergerak sigap.

Baca Juga : Petinggi Militer Iran Tewas Kena Serangan Israel, Pengamat: Bukti Kekuatan Intelijen Mossad

Tragedi Berdarah Medan Area, Malam Sunyi Berakhir Jeritan
Tragedi Berdarah Medan Area, Malam Sunyi Berakhir Jeritan

Sebagian mengevakuasi korban, sebagian lagi berjibaku menangkap Alang yang kian beringas mencoba menyerang dengan gunting.
Berkat kekompakan warga, pelaku akhirnya berhasil dibekuk, meski sempat memberikan perlawanan sengit.
Korban segera dilarikan ke rumah sakit untuk pertolongan pertama.
Namun, takdir berkata lain.
Nyawa Yap Siu Lian, yang akrab disapa Alin, tak tertolong.

“Pelaku ini melawan, menusuk orang yang mau menolong. Korban meninggal dunia saat mau dibawa ke rumah sakit rujukan kedua,” ungkap Asen dengan raut sedih.
Alin dan Alang di Mata Warga
Di mata tetangga dan warga sekitar, Yap Siu Lian (Alin) adalah sosok yang tak terlupakan.
Wanita berusia 55 tahun ini dikenal luas sebagai pribadi yang ramah, baik hati, dan memiliki kepedulian yang tulus terhadap sesama, bahkan hewan.

Alin dan Alang di Mata Warga
Di mata tetangga dan warga sekitar, Yap Siu Lian (Alin) adalah sosok yang tak terlupakan.
Wanita berusia 55 tahun ini dikenal luas sebagai pribadi yang ramah, baik hati, dan memiliki kepedulian yang tulus terhadap sesama, bahkan hewan.

Di rumahnya, ia merawat banyak anjing, sementara kucing-kucingnya ia titipkan pada tetangga yang sudah dianggap keluarga.
Kontras dengan istrinya, Alang dikenal sebagai sosok yang pendiam, jarang berbaur dengan tetangga, dan cenderung sombong.
Asen mengungkap bahwa Alang adalah suami kedua Alin.
Dari pernikahan pertamanya, Alin memiliki dua anak, dan dari Alang juga dikaruniai dua anak.
Warga sangat terkejut dengan insiden pembunuhan ini, sebab mereka tak pernah mendengar pasangan ini cekcok atau bertengkar hebat.

Bahkan, pagi hari sebelum kejadian, Asen sempat melihat keduanya berboncengan mesra dengan sepeda motor menuju panti asuhan tempat Alin bekerja, seolah tak ada badai yang akan datang.
Motif Cemburu Buta: 24 Luka Tusuk dan Penolakan Autopsi
Kapolsek Medan Area AKP Himawan mengungkap dugaan sementara motif di balik pembunuhan keji ini: kecemburuan buta.
Pelaku, Alang, mencurigai istrinya berselingkuh.

“Motif sementara karena cemburu antara korban dan pelaku suami istri. Istri bekerja di yayasan lembaga sosial, di mana dalam kesehariannya dia membagikan paket bansos,” jelas AKP Himawan, Sabtu (14/6/2025).
Alang, yang diketahui tidak memiliki pekerjaan alias pengangguran dan hidup dari penghasilan istrinya, menjadi sangat reaktif karena kecemburuan itu.

Ia bahkan sering mengikuti istrinya bekerja. Puncaknya terjadi pada Rabu, 11 Juni, ketika keduanya terlibat cekcok hebat yang berujung pada penikaman brutal.
Polisi mengonfirmasi bahwa Yap Siu Lian menderita sekitar 24 luka tusuk di sekujur tubuhnya.
Polisi juga mengamankan tiga barang bukti, yakni dua pisau dan satu gunting stainless yang masih berlumuran darah.
Saat ini, jenazah Alin disemayamkan di rumah duka, sementara pelaku Alang masih dalam kondisi kritis seusai digebuki massa.

Polisi belum bisa memintai keterangan dari pelaku Tragedi Berdarah Medan karena kondisinya yang belum memungkinkan.
Pihak keluarga korban juga telah membuat pernyataan penolakan untuk dilakukan autopsi terhadap jenazah Alin.
Enam Tahun Tanpa Riak sebelum Tragedi Mengerikan
Rosmawati, Kepala Lingkungan 9, mengungkapkan tentang kehidupan pasangan tragis ini.
Ia mengungkapkan bahwa Alang dan Yap Siu Lian adalah wajah relatif baru di Gang Lurah.

Keduanya baru menetap di sana sekitar enam tahun terakhir, menempati sebuah rumah di lorong sempit tersebut, setelah sebelumnya diketahui tinggal di wilayah Medan Denai.
Menariknya, Rosmawati menambahkan bahwa mereka tidak hanya tinggal berdua.
Adik kandung korban, Yap Siu Lian, juga berbagi atap, menempati lantai dua rumah tersebut.
Meskipun berada di tengah permukiman padat dan terhimpit gang sempit, Rosmawati dengan tegas menyatakan: selama enam tahun itu, tak pernah sekalipun terdengar keributan atau pertengkaran dari pasangan Alang dan Yap Siu Lian.
Sebuah fakta yang kini terasa bagai ironi pahit di tengah kengerian yang terungkap.

“Mereka tinggal di sini pendatang selama 6 tahun. Kalau alamat aslinya di Kecamatan Medan Denai. Kalau ribut, sepertinya gak pernah ribut tapi telah terjadi Tragedi Berdarah Medan,” kata Rosmawati pada Kamis (12/6/2025).
Lebih lanjut, Rosmawati mengonfirmasi bahwa Alin, panggilan akrab Yap Siu Lian, memiliki empat orang anak.
Namun, keempat anaknya sudah dewasa dan telah berumah tangga, sehingga mereka tinggal secara terpisah.
Sementara itu, sosok Yap Siu Lian dikenal luas karena dedikasinya.
Ia aktif bekerja di sebuah panti sosial keagamaan Buddha, seringkali menjadi tangan kanan donatur untuk membagikan sembako kepada masyarakat yang membutuhkan.
Kontras dengan peran penting istrinya, sang suami, Alang, ternyata tidak memiliki pekerjaan alias pengangguran, dan selama ini hidup sepenuhnya dari penghasilan istrinya.

Skintific

No More Posts Available.

No more pages to load.