, , ,

Lutheranisme Gerakan Reformasi yang Mengubah Wajah Kekristenan Dunia

oleh -127 Dilihat

Jeritan Medan – Lutheranisme Perjalanan sejarah dunia Barat tidak bisa dilepaskan dari satu gerakan besar yang mengguncang fondasi gereja dan mempengaruhi arah peradaban modern: Lutheranisme. Gerakan ini lahir pada awal abad ke-16 di Jerman, ketika seorang biarawan bernama Martin Luther menantang praktik dan doktrin Gereja Katolik Roma yang dianggap menyimpang. Dari protes kecil di pintu gereja Wittenberg, lahirlah reformasi besar yang mengubah wajah agama, politik, dan budaya di Eropa — dan kemudian di seluruh dunia.


Awal Mula: Dari Kegelisahan Seorang Biarawan

Martin Luther (1483–1546) bukanlah seorang pemberontak sejak awal. Ia adalah biarawan dan teolog yang sangat taat, mengabdikan hidupnya untuk Gereja Katolik. Namun, seiring waktu, Luther mulai resah melihat praktik penjualan indulgensi — surat pengampunan dosa yang dijual kepada umat untuk menebus dosa mereka atau keluarga mereka di alam baka.

Lutheranisme
Lutheranisme

Baca Juga : PT Medan Batalkan Putusan PN yang Menangkan Gugatan Warga atas Cambridge

Bagi Luther, praktik itu bertentangan dengan ajaran inti Alkitab: bahwa keselamatan adalah karunia Allah yang diberikan melalui iman, bukan hasil dari usaha manusia atau pembelian surat pengampunan.

Pada 31 Oktober 1517, Luther menulis dan menempelkan 95 Tesis di pintu Gereja Kastil Wittenberg. Dokumen itu berisi kritik keras terhadap praktik indulgensi dan penyalahgunaan kekuasaan gereja. Tanpa disangka, tindakan ini memicu gelombang besar reformasi yang menyebar ke seluruh Eropa.


Ajaran Pokok Lutheranisme

Lutheranisme lahir dari gagasan dasar Martin Luther yang kemudian dikenal sebagai “Tiga Sola”, yaitu prinsip utama yang menjadi fondasi ajaran Gereja Lutheran:

  1. Sola Scriptura (Hanya Alkitab)
    Alkitab adalah satu-satunya sumber otoritas tertinggi dalam iman dan praktik Kristen. Doktrin, tradisi, atau ajaran gereja harus tunduk pada Firman Tuhan yang tertulis.

  2. Sola Fide (Hanya Iman)
    Manusia diselamatkan hanya karena iman kepada Yesus Kristus, bukan karena perbuatan baik atau ritual keagamaan. Keselamatan adalah anugerah, bukan hasil usaha manusia.

  3. Sola Gratia (Hanya Kasih Karunia)
    Keselamatan datang hanya karena kasih karunia Allah, bukan karena jasa atau kehendak manusia. Iman sendiri adalah bukti dari karya kasih karunia tersebut.

Selain itu, Lutheranisme menekankan pentingnya sakramen — terutama Baptisan dan Perjamuan Kudus — sebagai sarana nyata kasih karunia Allah kepada umat-Nya.


Perpecahan Besar dan Lahirnya Gereja Lutheran

Konflik antara Luther dan otoritas gereja tidak dapat dihindari. Pada tahun 1521, ia dipanggil ke hadapan Dewan Worms (Diet of Worms) untuk mempertanggungjawabkan pandangannya. Di sana, Luther menolak untuk mencabut ajarannya kecuali jika dibuktikan salah oleh Alkitab. Ia berkata dengan tegas:

“Di sini aku berdiri, aku tidak dapat berbuat lain. Tuhan tolonglah aku.”

Akibat sikap itu, Luther dinyatakan sesat dan diasingkan. Namun, gagasannya sudah menyebar luas di Jerman berkat mesin cetak yang baru ditemukan kala itu. Banyak bangsawan Jerman mendukung gerakannya karena mereka juga menolak dominasi politik Gereja Roma. Dari sinilah, lahirlah gereja-gereja yang memisahkan diri dan dikenal sebagai Gereja Lutheran — gereja Protestan pertama di dunia.


Penyebaran Lutheranisme ke Seluruh Dunia

Dari Jerman, ajaran Lutheran menyebar cepat ke seluruh Eropa Utara. Skandinavia — terutama Swedia, Norwegia, dan Denmark — menjadi wilayah di mana Lutheranisme tumbuh kuat dan kemudian menjadi agama resmi negara.

Di wilayah Baltik, Lutheranisme memengaruhi kebudayaan Estonia dan Latvia. Bahkan di Amerika Serikat, gelombang imigran Jerman dan Skandinavia pada abad ke-19 membawa ajaran ini ke Dunia Baru, mendirikan ribuan gereja yang kini menjadi bagian dari jaringan besar Evangelical Lutheran Church in America (ELCA).

Skintific

No More Posts Available.

No more pages to load.