Medan – Dear Walkot Kota Medan memang terus berbenah di bawah kepemimpinan Wali Kota Bobby Nasution, namun satu persoalan klasik masih menjadi “PR” besar: parkir liar. Dari jalan utama hingga gang kecil, dari siang hingga malam, pemandangan kendaraan yang parkir semaunya masih jadi hal biasa.
Warga mulai bertanya-tanya: sampai kapan parkir liar ini dibiarkan menjadi “penguasa jalanan”? Dan, yang lebih penting, apa solusi nyata dari Pemkot Medan untuk mengakhirinya?
Parkir Liar: Masalah Sepele yang Tak Pernah Selesai

Baca Juga : Meme Napoli Dibantai PSV, Conte Dituding Tak Becus di Eropa
Sekilas, parkir liar mungkin tampak sepele — hanya kendaraan berhenti di tempat yang salah. Tapi di baliknya, masalah ini menimbulkan efek domino: kemacetan, kebisingan, bahkan potensi pungli dari oknum juru parkir tak resmi.
Beberapa titik di pusat kota seperti Jl. Zainul Arifin, Jl. Gajah Mada, dan kawasan Pajak Petisah kerap disebut sebagai “zona rawan parkir liar”. Bahkan, tak sedikit warga yang mengaku pernah dimintai uang parkir oleh orang yang bukan petugas resmi.
Langkah Pemkot Sudah Ada, Tapi Belum Tuntas
Pemkot Medan sejatinya telah melakukan sejumlah upaya, termasuk penertiban oleh Dinas Perhubungan, pemasangan rambu, hingga sosialisasi parkir digital. Namun, fakta di lapangan menunjukkan bahwa para juru parkir liar masih terus beroperasi — seperti main petak umpet dengan petugas.
Beberapa warga menilai penegakan hukum yang belum konsisten menjadi alasan utama masalah ini belum selesai.
“Hari ini ditertibkan, besok muncul lagi. Kayak nggak ada efek jera,” keluh Rian, warga Medan Baru.
Butuh Solusi yang Lebih “Manusiawi” dan Teknologis
Solusi parkir liar tak bisa hanya dengan razia dan denda. Pemerintah perlu menciptakan sistem parkir modern dan transparan yang memberi keuntungan bagi semua pihak — pengendara, juru parkir resmi, dan pemerintah.
Digitalisasi parkir, seperti penggunaan aplikasi resmi atau mesin parkir elektronik, bisa menjadi langkah nyata. Selain itu, pembinaan juru parkir liar agar menjadi tenaga resmi juga penting, bukan hanya pengusiran.
Dear Wali Kota Rico, Warga Menunggu Tindakan Nyata
Warga Medan tentu berharap Wali Kota Bobby Nasution (yang akrab disapa “Bang Rico” oleh sebagian warga) tidak menutup mata terhadap masalah ini. Parkir liar bukan sekadar persoalan jalanan, tapi juga cerminan ketertiban dan wajah kota.
Warga tak butuh janji, tapi solusi. Sebab kota yang tertib dimulai dari hal-hal kecil — seperti parkir yang teratur dan dikelola dengan jujur.
Penutup
Parkir liar di Medan memang bukan masalah baru, tapi bukan berarti tak bisa diatasi. Dengan sistem yang transparan, pendekatan humanis, dan penegakan aturan yang konsisten, Medan bisa menjadi kota yang lebih tertib dan nyaman untuk semua.

![20251111-8f1f3395-7e23-4931-8fd5-5d6edd8b0b1c[1]](http://k9krw.com/wp-content/uploads/2025/11/20251111-8f1f3395-7e23-4931-8fd5-5d6edd8b0b1c1-148x111.jpeg)

![demo-tutup-tpl-1762750088756_43[1]](http://k9krw.com/wp-content/uploads/2025/11/demo-tutup-tpl-1762750088756_431-148x111.jpeg)
![saksi-kasus-hansip-ditembak-pelaku-curanmor-1762675471014_169[1]](http://k9krw.com/wp-content/uploads/2025/11/saksi-kasus-hansip-ditembak-pelaku-curanmor-1762675471014_1691-148x111.jpeg)
![Suasana-penjualan-monja-di-Pasar-Simpang-Melati-Medan-1[1]](http://k9krw.com/wp-content/uploads/2025/11/Suasana-penjualan-monja-di-Pasar-Simpang-Melati-Medan-11-148x111.jpg)